Jumat, 05 Mei 2017

Bahan Pendukung Produk Kerajinan Ukir Kayu



Bahan yang digunakan untuk membuat karya kerajinan ukir kayu harus diperhatikan, baik dari jenis kayu ataupun dari kualitas tekstur kayunya, karena akan memengaruhi dan menentukan hasil dari produk yang akan dibuat. Tidak semua bahan kayu dapat diukir dengan kualitas standar. Bahan ukiran kayu harus dipilih jenis kayu yang memiliki serat padat, lurus, tidak terlalu keras, dan tidak mudah pecah serta kembang susutnya rendah. Jenis kayu yang baik untuk pekerjaan ukiran dan yang biasa digunakan di sentra-sentra ukiran di Indonesia antara lain: kayu jati, mahoni, cendana, eboni

Hasil gambar untuk kayu jatia. Kayu Jati; Kayu ini sangat cocok untuk bahan kerja ukir karena memiliki serat yang padat, lurus, berwarna cokelat kekuning-kuningan. Kadar kembang susut kayu jati relatif kecil dan tidak mudah retak atau daya retaknya relatif rendah. Kayu ini banyak digunakan untuk produksi mebel ukir pada sentra-sentra industri mebel di Indonesia seperti Jepara, Surakarta, Bali, dan daerah lainnya.Hutan jati produksi banyak tumbuh di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumbawa, Sumatra, dan Sulawesi.
Hasil gambar untuk kayu mahoni

b. Kayu Mahoni; Kayu mahoni juga cocok untuk benda kerja ukiran. Kayu ini berwarna cokelat kemerah-merahan, mempunyai serat yang padat, memiliki tekstur halus dan kembang susutnya relatif rendah.Hutan produksi kayu mahoni banyak terdapat di Pulau Jawa.



Hasil gambar untuk kayu sonokelingc. Kayu Sonokeling; Kayu sonokeling juga cocok untuk karya kerajinan ukiran. Kayu ini berwarna cokelat kemerah-merahan, mempunyai serat yang padat, memiliki tekstur halus dan kembang susutnya relatif rendah.Kayu sonokeling memiliki sifat lebih keras daripada kayu jati, seratnya padat dan keras, berwarna cokelat keungu-unguan dengan garis kehitam-hitaman dan cokelat kekuningkuningan dan kembang susut relatif rendah. Hutan produksi kayu sonokeling banyak terdapat Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pohon kayu ini banyak ditanam oleh masyarakat.

Hasil gambar untuk kayu ebonid. Kayu Eben; Jenis kayu eben sering disebut kayu hitam, kayu areng, kayu kamuni, atau kayu wawana. Kayu ini banyak tumbuh di Indonesia (Maluku, Kalimantan, dan Sulawesi). Kayu eben berwarna hitam dengan garis-garis putih yang cukup lebar pada setiap alur seratnya. Kayu ini termasuk jenis kayu keras, serat dan teksturnya mirip dengan kayu sonokeling.

Hasil gambar untuk serat kayu cendanae. Kayu Cendana; Kayu cendana merupakan jenis kayu berkarakter khusus yaitu baunya yang sangat harum. Kayu ini termasuk jenis kayu keras yang memiliki serat serta tekstur halus. Kayu cendana banyak tumbuh di Nusa Tenggara Timur dan Flores. Sentra industri yang banyak memanfaatkan kayu cendana untuk produk ukiran adalah Bali, terutama untuk jenis ukiran cindera mata.




Sumber;
Buku Paket Prakarya kelas XI



Pengertian Produk kerajinan dari bahan keras

Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi negara untuk meningkatkan devisa. Diantara sejumlah kerajinan nusantara, ada kerajinan yang tetap mempertahankan bentuk dan ragam hias tradisionalnya, tetapi ada pula yang telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.
Seperti yang sudah dipelajari pada pembahasan sebelumnya, bahwa produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu produk kerajinan dari bahan lunak dan produk kerajinan dari bahan keras. Produk kerajinan dari bahan keras adalah produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat keras. Beberapa bahan keras yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu bahan keras alami adalah bahan yang diperoleh dilingkungan sekitar kita dan kondisi fisiknya keras, seperti kayu, bambu, batu, rotan dan lain-lain sedangkan bahan keras buatan adalah bahan-bahan yang diolah menjadi keras sehingga dapat digunakan untuk membuat barang-barang kerajinan seperti berbagai jenis logam, fiberglass dan lain-lain.


Fungsi dari produk kerajinan dari bahan keras benda pakai, benda hias, kerajinan dari produk kerajinan bahan keras memiliki dua unsur yaitu unsur estetika dan ergonomis sentuhan-sentuhan estestik sngat penting untuk mewujudkan karya kerajinan atraktif dan bernilai ekonomis. Karya kerajinan harus mempunyai nilai ergonomis serta mengembangkan produk-produk kerajian dari bahan keras yang ada di daerah dan diwilayah nusantara. Setiap motif dan ragam hias mempunyai nilai keindahan dan keunikan serta makna simbolyang penuh perlambangan dan juga nasihat.
Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan keras antara lain Teknik cor ( cetak tuang) contohnya teknik tuang berulang dan teknik tuang sekali pakai (a cire perdue), Teknik esta , Teknik ukir, Teknik ukir tekan, Teknik bubut, Teknik anyam. Perawatan kerajinan dari bahan keras memerlukan perawatan yang baik dan benar, disesuaikan dengan karakteristik bahan dasarnya.
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual dan di pakai. Wadah atau pembungkusan dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusaka, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,benturan, getaran).

Sumber;
http://usaha321.blogspot.co.id/2016/08/pengertian-produk-kerajinan-dari-bahan.html

Tanggal akses;
5 Mei 2017
01:47

Produksi Kerajinan Ukir Kayu


KERAJINAN DARI BAHAN KERAS

   1.     Merancang Produk Kerajinan Ukir Kayu
Merancang sering kita kenal dengan istilah ”desain”. Jadi dalam hal ini merancang gambar desain awal dalam membuat sebuah produk kerajinan sebelum dibuat. Adapun kelengkapan dalam gambar rancangan tersebut sebaiknya mencakup: gambar tampak depan, tampak samping dan tampak atas serta ukurannya yang jelas. Selain itu, harus ada gambar potongannya dan gambar perspektifnya. Kelengkapan gambar tersebut diharapkan memudahkan perajin yang akan mengerjakan produk kerajinan tersebut, tidak kesulitan dan tidak terjadi kesalahan.
   2.     Bahan Pendukung Produk Kerajinan Ukir Kayu
     Bahan yang digunakan untuk membuat karya kerajinan ukir kayu harus diperhatikan, baik dari jenis kayu ataupun dari kualitas tekstur kayunya, karena akan memengaruhi dan menentukan hasil dari produk yang akan dibuat. Tidak semua bahan kayu dapat diukir dengan kualitas standar. Bahan ukiran kayu harus dipilih jenis kayu yang memiliki serat padat, lurus, tidak terlalu keras, dan tidak mudah pecah serta kembang susutnya rendah.
              Jenis kayu yang baik untuk pekerjaan ukiran dan yang biasa digunakan di sentra-sentra ukiran di Indonesia antara lain: kayu jati, mahoni, cendana, eboni.
   3.    Alat Pendukung Produk Kerajinan Ukir Kayu
Peralatan yang digunakan untuk produksi kerajinan kayu harus standar dan sesuai dengan fungsinya. Jika benda yang akan dikerjakan produk ukiran, maka yang digunakan adalah seperangkat peralatan ukir. Jika untuk kerja sekrol maka peralatan sekrol yang digunakan. Alat finishing disesuaikan juga dengan teknik dan bahan finishing apa yang akan digunakan.
Berikut ini merupakan contoh bahan dan alat yang digunakan untuk pembuatan karya kerajinan ukir kayu.
     a.     Pahat Ukir
     b.     Palu Kayu
     c.     Meja Kerja
     d.     Klem
     e.     Sikat Ijuk
     f.     Mesin Sekrol
     g.     Pensil
     h.     Penggaris
     i.      Kertas Gambar
     j.      Lem Kayu
     k.     Kertas Ampelas
     l.      Gergaji Belah
     m.    Ketam Tangan
     n.     Meteran
     o.     Bor
   4.    Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan sikap pada saat kita bekerja. Hal ini berhubungan dengan cara memperlakukan alat dan bahan kerja, serta bagaimana mengatur alat dan benda kerja yang baik dan aman karena berhubungan dengan orang atau manusianya. Perlengkapan dan manfaat kesehatan dan keselamatan kerja dalam kerja ukir antara lain seperti berikut.
a.  Sebelum bekerja hendaknya memastikan terlebih dahulu tentang ruangan yang bersih dan terang serta fentilasi udara yang cukup supaya ruang kerja menjadi nyaman.
b.  Pakailah pakaian kerja untuk melindungi dan menghindari kotoran kayu pada saat kerja ukir.
c. Pakailah sepatu kerja, pada saat kerja ukir agar terhindar dari kecelakaan/terkena pahat apabila jatuh dari meja kerja.
d.     Jika perlu, pakailah kaos tangan, terutama pada waktu kita sedang mengasah pahat dan merawat pahat agar tangan kita tidak terluka dan tidak kotor.
e.  Masker, digunakan pada waktu kita sedang membersihkan ukiran, pengamplasan dan finishing.
f.  Jika sedang bekerja tidak diperkenankan bergurau/bercanda, karena dikawatirkan akan terjadi kecelakaan kerja.
g.    Atur yang rapi pahat ukir di atas meja sehingga tidak berantakan dan akan memudahkan ketika memilih pahat saat bekerja.
h.   Jika sudah selesai bekerja, kita wajib membersihkan kotoran sisa pahatan kemudian mengembalikan pahat pada tempatnya.
i.      Limbah dikelola dengan baik.
   5.    Proses Produksi Kerajinan Ukir Kayu
Proses kerja dilakukan sesuai prosedur yang benar sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah langkah-langkah kerja yang harus dilakukan ketika akan melakukan kerja mengukir.
a. Penyiapan bahan
Prinsip kegiatan penyiapan bahan adalah menyiapkan kayu yang akan diukir sesuai ukuran yang ditentukan. Kegiatan ini meliputi mengukur, memotong, dan menghaluskan permukaan kayu.
b. Penyiapan alat
Prinsip kegiatan penyiapan alat adalah memilih alat yang akan digunakan dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai sehingga benar-benar siap digunakan untuk mengukir. Alat yang tumpul harus diasah hingga tajam.
c. Membuat Rancangan/Gambar Kerja
Sebelum menentukan benda kerja/produk terlebih dahulu mendesain karya kerajinan yang akan dibuat. Pelajarilah beberapa motif yang bisa diukir serta di mana penerapannya. Hal ini dapat diawali dengan belajar membuat sketsa-sketsa desain yang paling sederhana yaitu dengan motif-motif geometris dan penerapannya.
d. Menyiapkan Pola
Prinsip penyiapan pola adalah menyiapkan atau membuat gambar sesuai bentuk dan ukuran yang akan diukir. Gambar pola ini sekaligus akan digunakan sebagai acuan/pedoman untuk kerja mengukir supaya bentuk dan ukuran tidak menyimpang dari ketentuan.
e. Menempel Pola pada Papan yang Sudah Disiapkan
Setelah proses memola selesai, maka langkah selanjutnya adalah menempel pola pada papan yang sudah disiapkan. Caranya : papan diberi lem secukupnya dan diratakan, pola direkatkan pada papan yang sudah diberi lem, dari satu tepi ke tepi yang lain kemudian pola ditekan pelan-pelan hingga posisi gambar rata, halus dan tepat.
f. Menyekrol (krawangan)
Menyekrol adalah proses melubang/memotong motif menjadi tembus yang sering disebut ukir krawangan. Proses ini tidak selalu dilakukan dalam proses mengukir, bergantung pada keinginan dalam membentuk ukirannya. apakah menginginkan ukiran krawangan atau tidak.
g. Memahat Awal (getak’i)
Permulaan pekerjaan mengukir adalah membuat “bukaan” ukiran. Bukaan adalah membentuk ukiran secara garis besar dan dalam keadaan kasar dan global. Pada tahapan ini, diperlihatkan arah dan bentuk ukiran, seperti: bentuk bulat, cekung, tinggi atau rendah sebatas getakan garis pola sehingga jika gambar atau pola yang telah ditempel terkelupas, motifnya tidak hilang.
h. Memahat Bagian Dasaran (lemahan)
Memahat pada dasaran/ lemahan dilakukan apabila ukirannya tidak tembus/ krawangan, sehingga motifnya akan terlihat jika lemahannya sudah selesai di buat. Ini salah satu contoh proses lemahan pada bidang ukiran motif yang lain.
i. Membentuk ukiran
Proses ini merupakan proses pembentukan tinggi rendahnya motif, atau timbul cekungnya motif sehingga membentuk sebuah ukiran yang indah dan menarik.
j. Memberi Benangan (Coretan) pada Motif
Membuat garis-garis pecahan pada ukiran yang sudah terbentuk secara halus sesuai dengan gambar, sehingga bentuk lebih hidup, dinamis termasuk bentuk cawenannya.
k. Mengampelas (menghaluskan)
Pengampelasan dilakukan setelah proses mengukir selesai. Pengampelasan harus dilakukan dengan hati-hati karena jika pengampelasan dilakukan sembarangan, pengampelasan akan merusak bentuk ukiran yang sudah bagus. Pemilihan kasar halusnya kertas ampelas juga harus benar, jangan sampai ukiran yang sudah halus kemudian rusak akibat penggunaan kertas ampelas yang kasar.
l. Finishing
Finishing sangat menentukan hasil akhir dari pembuatan karya ukiran. Oleh karena itu tahap ini harus dilakukan secara hati-hati dan benar supaya hasil akhir menjadi lebih baik. Finishing merupakan proses penyelesaian akhir sebuah pekerjaan. Finishing pada contoh proses berkarya di atas dapat menggunakan bahan politur teknik kuas dan oles. Jika prosesfinishing selesai dilanjutkan dengan pemasangan gantungan.
Sumber;
http://swag1004.blogspot.co.id/2017/02/produksi-kerajinan-ukir-kayu.html
Tanggal akses;
5 Mei 2017
01:37

Macam - Macam Teknik Dalam Pembuatan Kerajinan Bahan Keras

Dalam pembuatan kerajinan bahan keras pastinya terdapat teknik - teknik. Taukah kalian tentang teknik - teknik itu? Kali ini kita akan membahas "Macam - Macam Teknik Dalam Pembuatan Kerajinan Bahan Keras".
1.  Teknik Cor
       Teknik ini sudah ada sejak zaman perunggu. Di gunakan untuk mencetak gending perunggu, kapak, bejana dan perhiasan. Teknik cor di bedakan menjadi 2 macam yaitu :

   a. Teknik Tuang Berulang (bivalve)
        Teknik ini menggunakan 2 keping cetakan yang terbuat dari batu dan dapat di pakai berulang kali, Sesuai kebutuhan. Teknik ini di gunakan untuk mencetak bentuk atau hiasan benda sederhana.

 b. Teknik Tuang Sekali Pakai
       Di gunakan untuk mencetak hiasan yang lebih rumit. Teknikini di awali dengan membuat model dengan tanah liat dan di lapisi lilin. Kemudian menuangkan perunggu di dalamnya. Setelah perunggu dingin cetakan dapat di pecah.

2. Teknik Etsa
       Kata etsa berasal dari bahasa Jerman yang berarti berkorosi atau berkarat. Teknik ini di lakukan dengan merendam benda di dalam larutan asam. Tujuanya untuk melarutkan sebagian dari permukaan benda yang akan di bentuk.

3.  Teknik Ukir
        Merupakan teknik yang sudah di kenal sejak zaman batu muda. Pada saat itu benda benda di rumah tangga di beri ukiran, misalnya gerabah atau kayu. Motif ukirannya : Zig-zag, segitiga, garis, lingkaran dan tumpal.

4.  Teknik Ukir Tekan
       Merupakan teknik membuat hiasan di atas plat logam tipis dengan ketebalan 0,2 mm untuk plat kuningan dan 0,4 mm untuk plat logam tembaga. Teknik ini di lakukan dengan menekan permukaan benda kerja mengikuti bentuk motif yang di inginkan.

5.  Teknik Bubut
       Teknik ini memerlukan alat pemotong , mengiris dan menyayat untuk membentuk benda yaitu pahat bubut. Contoh kerajinan ini adalah vas bunga dari kayu, asbak kayu,dll.

6. Teknik Anyam
       Teknik ini di lakukan dengan cara menyilang-nyilangkan atau menumpang tindihkan bahan sehingga menjadi suatu karya anyaman. Bahan keras yang dapat menggunakan teknik anyam di antaranya : bambu, rotan , dan plastik.

Sumber;
http://www.berbagiilmu.id/2016/04/macam-macam-teknik-dalam-pembuatan.html

Tanggal akses;
5 Mei 2017
01:30

Fungsi Produk Kerajinan dari Bahan Keras

Pada materi kerajinan dari bahan lunak sudah dibahas
tentang fungsi produk kerajinan. Kamu diharapkan
dapat mengeksplorasi fungsi produk kerajinan tersebut
ditinjau dari bahannya. Seperti pada produk kerajinan
dari bahan lunak, produk kerajinan dari bahan keras
juga memiliki fungsi sebagai berikut.


a. Benda pakai, adalah karya kerajinan yang diciptakan
mengutamakan fungsinya. Unsur keindahannya
hanyalah sebagai pendukung.

b. Benda hias, adalah karya kerajinan yang dibuat
sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih
menonjolkan aspek keindahan daripada aspek
kegunaan atau segi fungsinya.

Sumber;
http://destri4wandie.blogspot.co.id/2015/01/fungsi-produk-kerajinan-dari-bahan-keras.html

Tanggal akses;
5 Mei 2017
01:23

Bahan keras Prakarya, pengertian,manfaat, unsur

Produk kerajinan dari bahan keras merupakan produk kerajinan yang dalam tahap pembuatannya menggunakan bahan yang bersifat keras, baik alami maupun buatan.
Beberapa bahan keras yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu  :

1.  Bahan Keras Alami
Bahan keras alami adalah bahan yang diperoleh dilingkungan sekitar kita dan kondisi fisiknya keras dan masih berasal dari alam.
Contohnya    : Kayu, Bambu, Batu, Rotan, Kerang, Biji-bijian, dan lain-lain

2.  Bahan Keras Buatan
Bahan keras buatan adalah bahan-bahan yang diolah menjadi keras sehingga dapat digunakan untuk membuat barang-barang kerajinan.
Contohnya    : Kaca, Kaleng, Logam, Kawat, Besi, Tembaga, DLL

Manfaat dari pembuatan karya kerajinan dari bahan keras adalah         :
1.     Dapat digunakan sebagai benda pakai dan benda hias.
2.    Menghasilkan produk-produk terbaru yang berasal dari bahan keras, contohnya sebagai produk barang.
3.    Memberikan Ilmu dan pengalaman dalam pembuatan kerajinan dalam bahan keras.

Unsur-unsur yang harus diperhatikan pada sebuah kerajinan, yaitu       :
1.     Unsur Estetika ( Keindahan )
Yaitu nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya seni
2.    Unsur Ergonomis ( Aspek fungsi dan kegunaan )
  Sumber;
hhttps://worldscientifict.blogspot.co.id/2016/03/bahan-keras-prakarya.html

  Tanggal akses;
  5 Mei 2017
  01:18

Lucky, Pengusaha Sukses Jam Tangan Dari Kayu

Pendidikan yang tinggi tidak menjamin kesuksesan. Kadangkala orang yang tidak memiliki pendidikan tinggi dapat sukses dalam kehidupan. Karena yang penting adalah sikap mau belajar, bekerja keras, kreatif, fokus dan ulet. Hal itu pula yang dialami oleh pria bernama lengkap Lucky Danna Aria yang kini menjadi pengusaha sukses di bidang pembuatan jam tangan dari kayu
Hasil gambar untuk jam tangan dari kayu
Pria yang selalu berpenampilan rapi ini sebagai perintis dalam membuat jam tangan dari bahan kayu. Ia mampu melihat setiap peluang usaha yang ada dan gigih dalam memperjuangkan usahanya. Sehingga ia sukses dalam bisnisnya tersebut. Dimana setiap bulan, ia mampu menjual sampai 500 jam tangan kayunya.
Jika ditilik ke belakang, sebelum memulai usaha jam tangan kayu merek Matoa, pria yang murah senyum ini merupakan seorang karyawan swasta. Lulusan SMAN 2 Bandung ini telah menjalani berbagai pekerjaan di sejumlah perusahaan. Namun, ia lebih banyak ditempatkan sebagai marketing. Jabatan terakhir yang disandangnya adalah Head of Marketing Communication di sebuah perusahaan kue. Sehingga ia sangat mengetahui betul ilmu tentang pemasaran.

Selepas bekerja di sana, Lucky berwirausaha membuat jam tangan kayu. Produknya laris manis dibeli anak-anak muda di tanah air. Bahkan, jam tangannya telah masuk ke pasar negara Jepang. Strategi pemasaran jam tangan kayunya menggunakan metoda getok tular dimana sebanyak mungkin harus dibicarakan banyak orang. Ia pun menggunakan media sosial dan situs untuk memperkenalkan produknya seperti Twitter dan Instagram. Selain itu, Lucky juga berniat membuat produk lainnya dari bahan kayu seperti speaker, dasi kupu-kupu hingga ke produk furniture.

Ternyata pria yang ramah ini memiliki latar belakang pendidikan yang tidak begitu tinggi. Dimana ia sering berpindah-pindah sekolah hingga tak mendapat gelar sarjana. Namun, pria yang berkulit putih ini menyadari pentingnya pendidikan dalam kehidupan seseorang. Menurutnya, memperoleh ilmu bukan hanya di bangku sekolah tapi bisa di dapat dari pengalaman dan orang lain. Yang penting mau belajar.
Sementara itu, alasan Lucky memulai usaha jam tangan kayu berawal dari tantangan mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal yang menantang pengusaha muda Indonesia untuk membuat produk dalam negeri yang berkelas internasional seperti jam tangan dari bahan baku kayu. Menurut Dino Patti Djalal, jam tangan dari bahan baku kayu akan laris manis di pasar dalam negeri dan internasional disebabkan orisinalitas unik, alami dan beda. Kebetulan Lucky mempunyai jam tangan kayu yang dibelinya dari Amerika Serikat. Sehingga ia termotivasi membuat jam serupa.

Sumber;
http://www.matapencaharian.com/lucky-pengusaha-sukses-jam-tangan-dari-kayu.html

Tanggal akses;
5 Mei 2017
01:11